Kurniawati,S.Pd.I

Sekolah PG/TK SMART CIBINONG merupakan sekolah swasta yang berada di wilayah Kecamatan Klapanunggal- Bogor. Sekolah PG/TK SMART CIBINONG yang selalu mengutamakan kualitas terbaik dan bermutu sesuai dengan Visi Sekolah “Terwujudnya lembaga pendidikan terpercaya dalam membentuk insan berkualitas, berkarakter dan berjiwa entrepreneur”.

Program PG/TK SMART CIBINONG merupakan program untuk proses transformasi sekolah yang dapat meningkatkan capaian belajar holistik baik aspek kognitif maupun aspek non kognitif dengan prinsip “Bermain sambal belajar, belajar seraya bermain”. Kenapa demikian? Karna basis dari pembelajaran TK adalah bersosialisasi dan bergembira.

Dengan mengupayakan kualitas terbaik dan bermutu, sekolah membuat program sentra untuk menggali potensi minat bakat anak. Sentra adalah pusat kegiatan belajar atau pusat sumber belajar yang merupakan sarana yang sengaja dirancang untuk merangsang berbagai aspek perkembangan anak usia dini,

Ada beberapa kegiatan sentra yang ada di PG/TK SMART CIBINONG, diantaranya:

  1. Sentra Iman dan Taqwa ( Imtaq ) berisi berbagai kegiatan untuk menanamkan nilai – nilai agama, keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;
  2. Sentra Bahasa berisi kegiatan dengan memberikan kesempatan pada anak usia dini untuk mengembangkan Bahasa Inggris dalam pembendaharaan kata, mendengar, berbicara dan story telling;
  3. Sentra Balok berisi kegiatan yang melatih motorik halus dan kasar, kreativitas dan memotivasi anak untuk mengembangkan imajinasinya, belajar mandiri, bekerjasama, kesabaran dan memecahkan masalah;
  4. Sentra Seni
    1. Angklung bertujuan untuk mengenalkan alat musik tradisional khas Jawa Barat dan tangga nada musik pada anak usia dini, dan memberi kesempatan pada anak untuk memainkan alat musik angklung.
    2. Melukis memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan motorik halus terutama dalam seni menggambar, imajinasi, kreativitas dan ekspresi diri.

Sentra Iman dan Taqwa ( Imtaq )

Sentra Bahasa

Sentra Balok

Sentra Seni Angklung

Sentra Seni Melukis

Dengan adanya program kegiatan sentra di PG/TK SMART CIBINONG diharapkan anak usia dini percaya diri dan menemukan bakat dasar Ananda, ini merupakan modal dasar untuk pengembangan aktualisasi diri dan anak usia dini siap untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.

Pamuji Widodo, M.Pd

Literasi adalah kemampuan seseorang untuk membaca, menulis, memahami, menginterpretasikan, dan mengggunakan informasi dengan baik. Pada tahun 2022, Indonesia menempati peringkat 66 dari 81 negara dalam PISA, atau 15 terendah di dunia. Menurut Programme for International Student Assesment (PISA) dari OECD, 70% siswa Indonesia memiliki kemampuan literasi yang rendah. Berdasarkan sumber informasi tersebut tentunya sangat memprihatinkan. Pendidik sebagai pembimbing dan pengajar tentunya memiliki peranan yang sangat penting dalam kemampuan literasi peserta didik.

Langkah awal dalam mengembangkan kemampuan literasi pendidik adalah merefleksi kemampuan literasi, apa yang perlu dipelajari, dan keterampilan yang perlu ditingkatkan. Kompetensi literasi pendidik, menurut peraturan direktur jenderal Guru dan Tenaga kependidikan Kemendikbudristek Nomor 0340 Tahun 2022 kemampuan pendidik untuk mendampingi peserta didik dalam mengakses, menggunakan, menafsirkan, dan mengomunikasikan informasi dan ide melalui berbagai teks sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik.

Kompetensi literasi terdiri dari tiga model yaitu, pengembangan profesional, praktik pembelajaran profesional, dan pengembangan profesi. Kompetensi pengetahuan profesional berkaitan dengan keterampilan guru dalam mengetahui dan memahami konsep dan strategi literasi. Hal tersebut mencakup konsep pembelajaran membaca, menulis, dan berkomunikasi yang berpusat pada kebutuhan peserta didik. Praktik pembelajaran profesional berkaitan dengan kompetensi guru dalam merancang dan melakukan pembelajaran dan asesmen yang menguatkan literasi sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Kompetensi ini mencakup kebutuhan guru dalam mengidentifikasi kemampuan membaca dan menulis peserta didik yang beragam serta mengelola lingkungan belajar yang kaya literasi. Sedangkan kompetensi pengembangan profesi mencakup keterampilan guru dalam melakukan pengembangan diri secara berkelanjutan. Pengembangan diri tersebut dapat dilakukan baik secara mandiri maupun kolaboratif. Setiap model kategori memiliki aspek dan cakupan yang berbeda. Aspek dan cakupan memiliki indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kompetensi literasi para pendidik. Apakah berada pada tahap berkembang, layak, cakap, dan mahir.

Meningkatkan Pengetahuan dan Strategi Literasi Tahap Berkembang. Dua kemampuan utama yang perlu dimiliki pendidik di tahap berkembang yaitu Guru mampu menjelaskan profil kemampuan membaca dan menulis peserta didik. Kedua guru mampu menjabarkan pentingnya lingkungan belajar kaya literasi dalam mempengaruhi motivasi membaca dan menulis peserta didik.  Strategi yang dapat dilakukan adalah pertama luangkan waktu khusus 30 menit hingga 1 jam untuk membaca berbagai literatur baik untuk anak maupun umum. kedua lakukan riset untuk mengetahui rujukan buku terkini dan berbagai sumber dan ketiga dapat mengakses ragam buku non teks yang telah disediakan Kemendikbudristek di situs sistem informasi perbukuan indonesia. Strategi ini dapat meningkatkan kesuksesan akademis, keterampilan sosial emosional, dan motivasi belajar peserta didik.

Praktik pembelajaran profesional dengan membuat rancangan pembelajaran sederhana. Pertama melakukan asesmen awal fondasi keterampilan membaca dan menulis. Asesmen awal untuk mengetahui tingkat kemampuan dan potensi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Kedua mengasah kemampuan bertutur, pengetahuan latar, dan kosakata. Cakupan literasi anak usia dini bertutur misalnya berbicara, melihat, dan mendengar. Pengetahuan latar misalnya tempat dan waktu. Pengetahuan kosakata misalnya warna merah, hijau, dan biru. Itulah praktik pembelajaran sederhana yang dapat dilakukan.

Pengembangan profesi dapat dilakukan mandiri maupun kolaboratif. Pendidik pada tahap berkembang dapat mengikuti kegiatan literasi forum guru maupun Lembaga profesi namun baru mulai berpartisipasi dalam forum tersebut. Pengembangan profesi kolaboratif misalya di satuan pendidikan dapat berbagi praktik baik dengan teman guru sejawat. Contoh lainnya aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi baik daring maupun luring.

Semoga artikel ini dapat membantu bapak/ibu guru dalam mengukur kemampuan literasi bapak/ibu guru berada di tahap berkembang dan dapat melakukan strategi pembelajaran serta pengembangan profesi.

Yessi Wulansari, S,Pd.I

Pada dasarnya anak TK itu harus bahagia, harus mendapat perlindungan dari orang dewasa dan mendapatkan kasih sayang yang utuh dari keluarga. Namun pada kenyataannya saat ini banyak kita mendengar bullying pada anak, yang dilakukan oleh orang terdekatnya.

Bullying meski sering dianggap masalah yang lebih umum di sekolah dasar atau remaja, juga dapat terjadi di taman kanak-kanak (TK). Pada usia ini, anak-anak mulai mengembangkan keterampilan sosial dan emosi, dan interaksi mereka bisa membawa dampak besar pada perkembangan psikologis mereka.

Apa Itu Bullying di TK?

Bullying di TK bisa berupa prilaku yang merugikan, baik secara fisik maupun emosional. Ini bisa mencakup:

  • Pelecehan verbal: Mengolok-olok atau memanggil nama.
  • Isolasi sosial: Mengabaikan atau tidak mengajak teman bermaian.
  • Perilaku agresif: Menyerang secara fisik atau mendorong teman.

Dampak Bullying pada anak

Anak-anak yang mengalami bullying dapat menghadapi beberapa dampak negative, seperti :

  • Kesehatan mental: Rasa cemas, depresi, atau rendah diri.
  • Kinerja akademik: Ketidakmampuan berkonsentrasi dan menurunnya motivasi belajar.
  • Interaksi sosial: Kesulitan dalam menjalin hubungan dengan teman sebaya.

Mencegah dan Mengatasi Bullying

  • Edukaasi anak: mengajarkan anak tentang pentingnya empati, menghargai perbedaan, dan bagaimana cara berinteraksi yang baik dengan teman-teman.
  • Pengawasan Orang Tua dan Pendidik: Orang tua dan pendidik perlu aktif dalam mengamati interaksi anak-anak. Jika ada tanda-tanda bullying , Langkah cepat harus diambil.
  • Menciptakan Lingkungan yang Aman: Membangun suasana yang mendukung di TK, dimana semua anak merasa dihargai dan aman. Ini bisa dilakukan melalui kegiatan kelompok dan permaianan yang mendorong kerja sama
  • Dialog Terbuka: mendorong anak untuk berbicara tentang perasaan mereka dan pengalaman sekolah ini. Ini membantu anak merasa didengar dan diperhatikan.
  • Pelatihan untuk Pendidik: Memberikan pelatihan kepada pendidik tentang cara mengenali dan menangani bullying, serta Teknik untuk mendukung anak-anak yang terpengaruh.

Kesimpulan

Bullying di TK adalah isu serius yang memerlukan perhatian dari semua pihak. Dengan edukasi yang tepat pengawasan, dan penciptaan lingkungan yang aman, kita bisa membantu anak-anak belajar, berinteraksi dengan baik, membangun hubungan yang positif, dan menghindari prilaku bullying. Perlindungan dan dukungan sejak dini sangat penting untuk perkembangan emosional dan sosial anak-anak.